b12

.....SILATURRAHIM dan berbagi setiap hal yang bermamfaat dan membawa hikmah - saling mengingatkan, mencoba sampaikan dan lakukan... El Sa Ha...

the best friend

Dalam hadist Bukhory disebutkan ar-ruuhu junnudun mujannadah~ "Ruh itu kelompok (berbala) yang mengelompok atau teman yang ditemankan." Dalam bait lirik syair tombo ati yang ketiga – Kaping telu wong kang sholeh kumpulono. Bait lirik ini mengandung Spirit yang diusung untuk menorehkan pertemanan dengan orang sholeh atau orang baik. Kalau kita berkumpul dengan orang-orang baik, maka kita akan diselimuti aura baik pula. Orang baik itu seperti penjual minyak wangi "Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik (shalihah) dan teman yang jahat adalah seperti pembawa minyak wangi dan peniup api pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak wanginya itu atau engkau membeli darinya atau engkau hanya akan mencium aroma harumnya itu. Sedangkan peniup api tukang besi mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium darinya bau yang tidak sedap"(H.R. Bukhari). Jadi orang baik itu akan menyemprotkan wangi-wangiannya ke sekelilingnya. Jadi sekitarnya akan menjadi wangi karenanya. Oleh karena itu dekat-dekatlah kita kepada penjual minyak wangi sebab kalaupun toh tidak mampu membeli kita akan memperoleh bau wanginya.

Kita sering melihat klub-klub berdiri, bahkan banyak yang ada di sekitar kita. Yang suka HD (Harley Davidson) bikin HDCI club. Yang punya susuki satria bikin Jakarta Satria Club. Ada klub olah raga, klub motor, klub sepeda mirip motor, klub remaja, milist group, group facebook dll. Itu semua menunjukkan sifat esensial manusia, yaitu berkumpul dalam kesamaan dan keseragaman seperti sesama jenisnya, tujuan atau kepunyaan. Karena semangat kodrati bahwa ruh itu mencari teman yang sejenis. Dampak dari inilah, maka dianjurkan untuk berkumpul dengan orang baik dalam rangka menjaga hati kita untuk tetap menjadi baik. Kita akan malu berbuat jelek ditengah orang yang baik. Kita sungkan bicara jorok di tengah perkumpulan orang alim. Kita takut berbuat nista di tengah orang baik. Kita terdiam – tafakur – untuk menginduksi sekitar kita. Kita ternganga menginspirasi kebaikan yang ada di depan kita. Kemudian meresapi dan menyerapnya. Selanjutnya kita akan meniru tindakan baik orang di sekitar kita.

Nabi bersabda, agama seseorang itu tergantung teman sepergaulannya, maka melihatlah engkau pada siapa berteman? Teman yang baik adalah teman yang setia di kala susah dan senang. Dan hati yang baik adalah hati yang mampu beradaptasi dengan situasi apapun. Oleh karena itu segeralah melatih hati kita untuk berkumpul dengan orang-orang baik, pergaulan yang baik dan media yang baik. Sebab untuk menjadi jelek itu lebih gampang dari pada menjadi baik. Sesuai kata pepatah; sebab nila setitik rusak susu sebelanga.

Untuk berkumpul perlu media – perlu wadah. Nah kita telah mempunyai semua itu. Tinggal kemampuan dan kemauan kita untuk memilah dan memilih dalam wadah yang sesuai dengan karakteristik dan interest kita. Yang pengin sukses dalam usaha atau bisnis, ya segeralah bergabung dengan group bisnis. Jangan bergabung dengan para pegawai yang tidak punya jiwa bisnis. Yang mau berubah menjadi baik maka berkumpullah dengan orang yang baik. Namun yang terpenting dari itu semua adalah isilah hati dengan kata mutiara – kalimat hikmah. Dijamin akan berkualitas, sehingga bisa menghilangkan sakit dan noda yang menempel memenuhi relung hati kita. Sehingga hatinya bisa tenang, Bisa menampung serta menyaring semua aspirasi, mengimplementasikannya dengan kualitas kepribadiannya yang agung dan berwibawa. Sebab hati kita tidak sakit lagi.

Seperti irama musik yang mengiringi sebuah nyanyian. Dia akan terus berbunyi sampai detik akhir lirik dinyanyikan, bahkan lebih. Begitulah hasil budi baik kita, yang akan terus dikenang walau kita sudah meninggal. Percayalah!